Selasa, 05 Mei 2015

Puisi - Malai Nada

Malai Nada

Aku duduk di atas bangku
memangku sebuah gitar tua
menatap sepasang bola mata
mencoba mengatur nada

Dia bersila di atas meja
mengetes dawai bertangga nada
debu tipis yang berterbangan menyelubungi tubuh ringkihnya
bermandikan sinar matahari senja

Dalam hitungan ketiga
kupetik gitarku
terdengar sebuah interlude
kubiarkan perasaanku bermetafora menjadi melodi

dia menjengitkan kepala mengikuti aku
satu dua tiga, jemarinya ikut melukis sebuah irama
lebih cepat dari andante, bersemi seperti kelopak bunga matahari
ringan, hangat, dan manis

aku pun terbawa suasana
presensi dia dengan sebuah gitar adalah bencana
macam jampi dukun yang memperalatku
napasku jadi tercekat
jiwaku melayang bebas

dia seperti pakar akustika, melebihi Abang Iwan
untaian nada dari gitar kami bergema menjadi satu
jelas terngiang birama terner, berpacu dalam melodi
seperti nyanyian musim panas, tempo berubah ke arah allegro

satu dua dan tiga
scenery kita lebih indah dari lembayung senja
kembali kutekankan, aku sumpah mati
jatuh cinta
pada
gitarnya


entah kenapa, tapi gue sangat favoritin puisi asal buat gue yang satu ini :) manis banget feel-nya menurut gue, hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar