Angin membawa bulan piutang
Hujan mengguyur irisan ilalang
Surya menyinari gemerincing giwang
Bulan mencumbu gugusan bintang
Aku tak ingin mengais serapah
Hanya ingin mengikis amarah
Aku tak ingin menoreh tangis
Hanya ingin memeroleh historis
Kamu tidur tanpa selimut
Aku minum tanpa air
Kamu tahu apa yang memekakkan imajerimu?
Aku sadar, kamu yang memporak-porandakan habis selter
imajiku
Yakinlah,
Kelak mega ‘kan berhenti berlari
Menyeimbangi angkasa yang tak berkaki
Hati yang merasa tapi tak dirasa
Mata yang melihat tapi tak dilihat
Suara yang menggema tapi tak didengar
Bibir yang mengucap tapi tak dikecup
Ini tentang kisah Simara yang mengemis ingin dicinta
Kungkungan jiwa yang menggayut dengan pongah di sudut birai
jendela
Menyumbat hampa dengan sunyi dalam simfoni bernada ironi
Tinta berkilap merah jambu menekan jiwa dalam kubangan
bernada sembilu
Oh, jadinya Simara itu aku
Akunya itu kamu.
Pams, 2015.03.25
xianara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar