Penyakit Akut Jakarta, Banjir Kronis, Apa Obatnya?
oleh Ratna W. Kameshwara S. (@xianara)
yeah kali saya balik lagi nih, bukan untuk ngeshare tugas seperti biasanya melainkan beraspirasi(?) ceilah.ahahaha. jadi gini, setelah saya menonton wawancara langsung dengan bapak wagub DKI di kompas tv yang membahas bencana banjir kronis di jakarta (duh serem ye. banjir kronis. ckck, udah kaya batuk aja.haha.) saya berinisiatif untuk mencurahkan opini saya dnegan sebebas-bebasnya di blog yang unseen ini.haha
well, harap dicatat. aspirasi yang akan saya keluarkan ini mayoritas menggunakan bahasa tidak baku / non formal / bahkan slang (bahasa gaul..) jadi harap maklum ya kalau tata bahasanya terlihat acak. cos, yeah, saya tak ingin berbelit-belit soalnya.hehe. cekidot.
dalam wawancara itu Bapak Djarot Syaiful Hidayat nggak cuma menjawab pertanyaan dari reporter kompas tv itu. Beliau juga menanggapi beberapa komentar warga jakarta via sosmed. nah, menurut saya pribadi nih ada beberapa komentar atau pertanyaan yang mubazir. alias ga perlu juga kali dilempar ke pak wagub untuk dijawab.muehehe.
well, menurut saya pribadi ya, dengan bertanya pertanyaan yang menurut saya pribadi nggak penting gitu (mayoritas pertanyaannya bisa dijawab sendiri tanpa harus bertanya ke pak wagub)
kaya,
kenapa curah hujan yang turun di jakarta itu deras banget, sampai menyebabkan genangan air setinggi 20-30 cm? perasaan dulu gak kaya gini.
Hello masbro! lo pikir pak wagub itu pawang hujan :D? hahaha... see? apakah komentar kaya gitu perlu ya sampai ke telinga pak wagub?
seharusnya sebagai seorang warga jakarta yang ingin kotanya terlihat baik dan tertata rapi kita semua tuh harusnya juga ikut menjaga. tunjukkan aksi nyata sajalah. nggak perlu deh bercicit ria di sosmed soal kekurangan pemprov dalam menangani banjir. p.s.: saya sekarang bukan warga jakarta lagi tapi warga depok -_,-
sepertinya hal-hal kecil macam membuang sampah pada tempatnya itu masih menjadi momok menakutkan.lho? kok menakutkan. ya, habisnya masih banyak segelintir oknum yang tak bertanggung jawab masih suka membuang sampah sembarangan. buang sampah pada tempatnya kesannya menakutkan banget gitu. sampai-sampai sulit dilakukan.
menjaga kebersihan lingkungan sendiri juga masih belum terlihat secara merata. hanya sebagian kecil saja warga di lingkungan rukun tetangga dan warga saja. sisanya, masih bersikap apatis.
nah itu kalau dari warganya.kalau kita lihat dari pemerintah dalam jangka pendek pemprov DKI mempunyai dua agenda yakni, normalisasi waduk / setu dan penambahan waduk atau setu.
nah pemprov sendiri kan rencananya akan menambah waduk di jakarta. kalau melihat realitas, waduk di jakarta itu sudah buanyak sekali. ada 44 buah termasuk waduk dengan setu. namun, mayoritas waduk tersebut sudah beralih fungsi. ada yang menjadi lahan pemukiman warga, menjadi lahan untuk dibangun kantor, dsb. bahkan ada juga yang sudah tidak berfungsi lagi.
nah, menurut pakar, rencana pemerintah untuk penambahan waduk / setu itu sia-sia. kenapa? 44 waduk yang ada saja masih belum selesai kan normalisasinya? dari 44 itu hanya 2 waduk yang baru dinormalisasi. sisanya, yah silahkan tebak-tebak berhadiah sendiri :D
satu lagi pesan untuk pemprov. coba lakukan lagi sosialisasi agenda pemprov dalam mengatasi banjir terhadap warga dki secara luas dan merata. saya sering mendengar para warga tersebut beralasan kurang sosialisasi dari rencana pemerintah dalam mengatasi banjir yang bersifat akut ini di ibukota. nah, kalau sudah dijelaskan oleh pemprov dengan sejelas-jelasnya tetapi ada saja warga yang masih belum mudeng atau ndableg juga, yah kita cuma bisa menghela napas sambil beristighfar sajalah. hahaha :D
terakhir, sebelum opini receh ini saya akhiri, marilah kita semua (nggak cuma warga jakarta, tetapi seluruh warga yang jugaa bekerja di jakarta!) menjaga lingkungan bersama. gak usahlah berharap terlalu muluk, see? stop wishing start doing!
dan, tetap dukung pemerintah untuk mensejahterakan warga DKI Jakarta!
mantan warga DKI Jakarta,
xianara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar