Linguistic dari segi sejarah
a.
Periode awal
Periode awal dicirikan olh factor
logika yang menjadi tumpuan analisis. Periode ini masih dapat dibagi atas :
a.
Masa india
b.
Masa yunani
c.
Masa romawi
d.
Masa pertengahan
e.
Masa renaissance
1.
Masa india
Di india piagam-piagam Asoka
dianggap dokumen tertulis yang tertua. Meskipun di indi tulis-menulis telah
dikenal, tetapi cara belajar yang disampaikan secara lisan masih berlangsung
sampai awal abad ke-19.
Di india orang mempelajari bahasa
untuk tujuan ritual, artinya dengan mempelajari bahasa (Sansekerta) secara
lebih seksama, mereka dapat mengucapkan doa-doa yang terdapat dalam buku-buku
Veda secara lebih baik. Dengan pengucapan yang baik itu diharapkan perminraan
kepada dewa akan terkabul.
Abjad yang dipergunakan ialah
abjad Brahmi yang menurut Buchler telah ada sejak abad ke-5 SM. Abjad ini
menurut dugaan diciptakan oleh kaum Brahmana yang cerdik, dan terdiri dari 46
huruf yang kemudian oleh Panini diambil sebagai dasar untuk menyusun tata
bahasanya.
Mempelajari bahasa di india
ditujukan untuk kepentingan agama. Bunyi2 yang dipelajari semata-mata untu
menjaga hikmah yang terkandung dalam Veda.
2.
Masa yunani
orang Yunani yang pada saat itu
bergerak dalam bidang bahasa berupa filosof cenderung mempersoalkan mengapa
terjadi peristiwa2 tersebut. Plato yang terkenal dengan percakapan yang
berjudul Kratylos atau Cratylus mempersoalkan hubungan antara lambing dan
acuannya. Socrates (460 – 399 SM) berpendapat bahwa lambing harus sesuai dengan
acuan. Sedangkan, Aristoteles (384 – 322 SM) berpendapat bahwa hubungan atara
lambing dan acuan bersifat konvensional (pemufakatan masyarakat pemakai
bahasa). Kita melihat disini adanya pertentangan antara physei dan nomos antara
nature dan conventional.
Plato membaginya atas onoma (nomen)
dan rhema (verbum). Oleh aristoteles pembagian ini dijadikan tiga yakni, onoma,
rhema, dan syndesmoi.
Oleh kaum stoa yang berkembang pada
awal abad ke-4 SM, kelas kata di atas diperluas menajdi empat, lalu lima,
yakni, nomen, verbum, syndesmoi, arthrom (kata sndang).
Oleh kaum Alexandrian, tokoh yang
terkenal Dionysius Thrax dibagi ajdi delapan :
1.
Onoma, kata benda
2.
Rhema, kata kerja
3.
Metosche, partisipel
4.
Arthrom, kata sandang
5.
Antonymia, kata ganti
6.
Prosthesis, kata depan
7.
Epirhema, kata keterangan
8.
Syndesmoi, kata sambung.
3.
Masa Romawi
Pada masa romawi kelas kata yng
delapan tadi ditambah satu lagi. Yaitu, numeralia (kata bilangan)
Tokoh romawi yang hati-hati dalam
membahasnya dlm bidnag linguistic bahasa latin ialah Varro (116 – 27 SM) varo
mengarang sebuah buku berjudul De Lingua Latina. Selain Varo ada juga Priscia
yang dikenal sebagai peletak dasar tata bahasa Pricia. Pada tata bahasa itu
dibicarakan, fonologi, morfologi, sintaksis.
Berbicara ttg kelas kata priscia
membaginya jd delapan kelas yakni
1.
Nomen
2.
Verbum
3.
Participium
4.
Pronomen
5.
Adverbiu
6.
Praepositio
7.
Interjection
8.
Conjuntio
Terus berkembang kebudayaan Yunani yg
disebut Hellenisme. Pengaruhnya terdapat pada Alexandria di aman ilmu
pengetahuan disoroti berdasarkan ajaran Stoa. Ada tiga hal utama dr kelompok
Stoa yakni: a. pembedaan antara studi bahasa secara logika dan studi bahasa
secara gramatikal, b. usaha menciptakan istilah teknis yang berhubungan dengan
bahasa, dan c.pembedaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar