balik lagi, ini tugas makalah sejarah kesusastraan indonesia dengan konteks penjelasan novel-novel legendaris di setiap angkatan beserta keklurangan dan kelebihannya.
semoga bermanfaat!!
MAKALAH
SEJARAH SASTRA INDONESIA
Disusun
oleh :
RATNAWATI
(2014070108)
GILANG
PRASETYO HADY (201407150)
Kelas
: 01SINPA
Program
Studi : Sastra Indonesia
1. Pendahuluan
· Latar Belakang
Sejarah
sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke
waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ilmu yang mempelajari
tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya mencakup teori
sastra, sejarah sastra dan kritik sastra, di mana ketiga hal tersebut saling
berkaitan.
Selanjutnya
(Todorov; 1985: 61) mengatakan bahwa tugas sejarah sastra sebagai berikut :
1.
Meneliti keragaman setiap kategori
sastra.
2.
Meneliti jenis karya sastra baik secara
diakronis.
3.
Maupun secara sinkronis.
4.
Menentukan kaidah keragaman peralihan
sastra dari satu masa ke masa berikutnya.
Dalam pembahasan kali ini kami diberikan
kesempatan untuk menjelaskan novel-novel legendaris setiap angkatan yang pada
akhirnya akan dikaji kekurangan dan kelebihannya pada setiap angkatan. Sastra
yang merupakan suatu estetika tulisan bukan sebagai alat dari bahasa itu
sendiri melainkan sebuah bahasa itu sendiri yang mengantarkan kata-kata untuk
dibukukan menjadi suatu novel legendaris pada setiap angkatan.
·
Rumusan Masalah
Berdasarkan Tujuan Khusus mata kuliah Sejarah Kesusastraan
Indonesia, porsi yang kami bahas adalah mengenai . Dengan pokok bahasan lebih
spesifik yaitu:
1.
Penjelasan novel-novel
legendaris setiap angkatan
2.
Membandingkan kekurangan
dan kelebihan novel legendaris setiap angkatan
·
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:
·
Tujuan
Umum
·
Untuk
mengetahui novel novel legendaris Indonesia di setiap angkatan.
·
Memberikan
informasi kepada teman-teman sekalian mengenai kekurangan dan kelebihan novel
novel legendaris tersebut.
·
Diharapkan
dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah.
·
Tujuan
Khusus
·
Memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Kesusastraan Indonesia.
2. Isi
Novel-novel
Legendaris Setiap Angkatan
Dalam sejarah sastra Indonesia, karya
sastra bisa dibagi berdasarkan periodisasinya. Periodisasi adalah pembagian
kronologi perjalanan sastra atas masanya, biasanya berupa dekade-dekade. Pada
dekade-dekade tertentu dikenall angkatan-angkatan kesusastraan, misalnya
Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan ’45, Angkatan ‘66 dan
Angkatan 2000.
Kedua
istilah itu (dekade dan angkatan) bisa digunakan secara bersamaan, bahkan
adakalanya angkatan kesusastraan tertentu diberi nama dekade tertentu.
Dimulai
dari masa Balai Pustaka, sejarah kesusastraan Indonesia bisa dirinci atau
dilakukan periodisasi berikut ini:
1. Angkatan
Balai Pustaka (Dekade 20-an)
2. Angkatan
Pujangga Baru (Dekade 30-an)
3. Kesusastraan
Masa Jepang
4. Angkatan
‘45
5. Sastra
Dekade 50-an
6. Sastra
Angkatan ’66 (Generasi Manifes Kebudayaan)
7. Sastra
Dekade 70-an s.d. 80-an /Angkatan 80-an
8. Sastra
Mutakhir/Terkini (Dekade 1990-an dan Angkatan 2000).
9.
Dalam setiap angkatan/periodenya,
kesusastraan tentu memiliki tokoh-tokoh sastrawan-sastrawati baik pengarang
yang mencipta bentuk-bentuk prosa maupun penyair yang mengarang bentuk-bentuk
puisi. Kadang-kadang sang pengarang juga sekaligus penyair karena ia mencipta
dua bentuk sekaligus, yakni puisi dan prosa fiksi, misalnya Muhammad Yamin,
Sanusi Pane, Sutan Takdir Alisyahbana, Ayip Rosidi, Motenggo Boesye, Rendra,
Kuntowijoyo, Emha Ainun Najib, Afrizal Malna, Abidah Al Khalieqy, Helvy Tiana
Rosa, dan Iain-lain.
Karya Sastra Terpenting
dan Ciri-ciri pada Tiap-tiap Periode
Di atas telah disampaikan periodisasi
kesusastraan Indonesia diawali dari Angkatan Balai Pustaka yang mulai berkiprah
pada era 20-an sampai Angkatan 2000sekarang ini. Pada masing-masing
angkatan/periode muncul hasil-hasil karya sastra yang penting dan monumental
yang dikarang oleh sastrawan-sastrawati terkenal, baik berbentuk prosa fiksi,
puisi maupun naskah drama. Karya sastra pada masing-masing angkatan/periode
memiliki ciri-ciri tertentu.
Angkatan Balai
Pustaka/Dekade 20-an, tokoh-tokohnya:
a. Marah
Rusli dengan karyanya roman “Siti Nurbaya”.
b. Muhammad
Yamin dengan karyanya kumpulan puisi “Tanah Air”,
c. Abdul
Muis dengan karyanya roman “Salah Asuhan”.
d. Rustam
Efendi dengan karyanya kumpulan puisi “Percikan Permenungan”.
e. Nur
Sutan Iskandar dengan karyanya roman “Katak Hendak Jadi Lembu”.
Angkatan Pujangga
Baru/Dekade 30-an dengan tokoh-tokohnya:
a. Sutan
Takdir Alisyahbana dengan karyanya roman “Layar Terkembang” dan
b. Kumpulan
puisi “Tebaran Mega”.
c. Armijn
Pane dengan karyanya roman “Belenggu”.
d. HAMKA
dengan romannya “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”.
Kekurangan dan
Kelebihan novel-novel di angkatan 20 - 30 adalah sebagai berikut:
a. Tema
berkisar masalah adat dan kawin paksa
b. Isinya
kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal perkawinan.
c. Tokoh-tokohnya
diceritakan sejak muda hingga meninggal dunia
d. Konflik
yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai
kehidupan (barat dan timur)
e. Pleonasme
(menggunakan kata-kata yang berlebihan)
f. Bahasa
terkesan kaku dan statis
g. Bahasanya
sangat santun
h. Para
penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau Sumatera
Kesusastraan Masa
Jepang dan Angkatan ‘45 dengan tokoh-tokohnya:
a. Chairil
Anwar dengan kumpulan puisinya “Deru Campur Debu”.
b. Usmar
Ismail dengan dramanya “Citra”
c. Pramudya
Ananta Toer dengan romannya “Percikan Revolusi”
Di
era sekarang Pramudya terkenal dengan caturlogi roman Pulau Buru.
Kekurangan
dan Kelebihan Angkatan `45 adalah sebagai berikut :
Kekurangan Periodisasi
Angkatan `45 :
a. Pada
angkatan `45, karya sastra yang muncul umumnya bersifat patriotik, sehingga
karya sastra yang temanya bukan patriotik tidak begitu dikenal;
b. Tidak
mengetahui persepsi pembaca pada masa itu;
c. Tidak
mengetahui kritik yang muncul untuk tiap-tiap karya sastra (novel,dll) yang ada
pada masa itu;
d. Rancunya
penempatan pengarang dan karya sastra pada periode tersebut dikarenakan
beberapa pengarang yg masih produktif di beberapa periode berikutnya;
e. Karya
sastra yang berisi tentang kritikan untuk pemerintah pada masa itu tidak
diterbitkan (tidak dipopulerkan);
f. Pada
masa sebelum kemerdekaan banyak karya sastra yang dibatasi perkembangannya;
g. Karya
sastra yang tidak berbahasa nasional (berbahasa daerah) tidak dimasukkan dalam
periode ini.
Kelebihan Angkatan `45
:
a. Karya
sastra angkatan `45 masih populer pada masa itu hingga sekarang;
b. Memudahkan
pembaca selanjutnya untuk melakukan penelitian (pencarian) karya-karya sastra
yang ada pada periodisasi `45;
c. Banyak
karya sastra yang menumbuhkan jiwa kebangsaan dan rasa nasionalisme;
d. Pada
periode ini, banyak pengarang yang sudah berani melahirkan karya-karya sastra
yang bebas dan tidak terikat pada konvensi, misalnya dari segi rima, bait, isi,
dll.
Dekade 50-an dengan
tokoh-tokohnya antara lain:
a. Ayip
Rosidi dengan novelnya “Sebuah Rumah Buat Hari Tua”.
b. Motinggo
Boesye dengan dramanya “Malam Jahannam”.
c. Nh.
Dini dengah novelnya “Hati yang Damai”.
d. Rendra
dengan kumpulan puisinya “Balada Orang-orang Tercinta”.
e. Mochtar
Lubis dengan novelnya “Jalan Tak Ada Ujung”.
Angkatan ‘66 dengan
tokoh-tokohnya antara lain:
a. Ramadhan
KH dengan novelnya “Royan Revolusi” dan kumpulan puisi “Priangan
Si
Jelita”.
Kelebihan dan
kekurangan novel atau karya sastra di Angkatan ’66 :
b. Mulai
dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada)
c. Puisinya
menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita
d. Prosanya
menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk,
pengangguran, dan kemiskinan
e. Cerita
dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik
pemerintahan lebih banyak mengemuka
f. Banyak
terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi
g. Muncul
puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak
berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah
Angkatan 70-an – 80-an
dengan tokoh-tokohnya antara lain:
a. Sutardji
Calzoum Bachri dengan kumpulan puisinya ”O Amuk Kapak”.
b. Iwan
Simatupang dengan novelnya “Ziarah”.
c. Y.B.
Mangunwijaya dengan novelnya “Burung-burung Manyar”.
d. Putu
Wijaya dengan novelnya ”Telegram”, dan drama “Dag Dig Dug”.
e. Kuntowijoyo
dengan novelnya “Khotbah di Atas Bukit”
f. Yudhistira
Ardi Noegraha dengan novelnya “Mencoba Tidak Menyerah”.
g. Umar
Kayam dengan novelnya “Para Priyayi”.
h. Ahmad
Tohari dengan trilogi novel “Ronggeng Dukuh Paruk”.
Setiap
angkatan karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti pada angkatan 80-an.
Kelebihan karya
sastra angkatan 80-an:
a.
Memiliki
wawasan estetik yang luas;
b.
Bertema
tentang roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan
ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan
bagi pembacanya;
c.
Menekankan
pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra;
d.
Periode
80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;
e.
Para
sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan
kreativitas untuk berkarya;
f.
Periode
80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat dan;
g.
Karya sastra 1980-an ini juga tumbuh sastra yang
beraliran pop.
Kekurangan karya
sastra angkatan 80-an:
a.
Karya
sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi
oleh kegiatan politik;
b.
Karya
sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;
c.
Sastra
yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak
menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.
Sastra Mutakhir (Dekade
90-an dan Angkatan 2000) dengan tokohnya antara lain:
Ayu
Utami dengan novelnya “Saman” dan “Larung”
Andrea Hirata dengan novelnya Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov, dan masih banyak lagi.
Kelebihan dan Kekurangan Dekade
90-an dan Angkatan 2000 :
a. Isi
karya sesuai situasi Reformasi
b. Bertema
social-politik, romantic, naturalis
c. Produktivitas
karya sastra lebih amrak lagi seperti cerpen, novel, puisi
d. Banyak
munculnya sastrawan baru yang membawa angina abrudalam kesusastraan Indonesia,
contohnya Ayu Utami yang muncul di akhir tahun 90-an
e. Tema
social-politik, romantic, masih mewarnai tema karya sastra
f. Banyak
muncul kaum perempuan
g. Disebut
angkatan modern
h. Karya
sastra lebih marak lagi, termasuk adanya sastra Koran
i.
Adanya sastra bertema gender
perkelaminan, seks, dan feminism
j.
Banyak muncul karya popular yang mudah
dicerna dan dipahami para pembaca
k. Adanya
sastra religi
l.
Muncul cyber sastra di internet
3.
Penutup
Kesimpuan
Setelah mengkaji novel-novel
legendaris pada masanya kami pun dapat menyimpulkan bahwa setiap angkatan
mempunyai ciri khas yang saling berbeda satu sama lain namun secara keseluruhan
saling menyambung searah dengan perkembangan zaman.
Kentara
sekali di Angkatan 2000 keatas dimana teknologi sudah mulai tersentuh, novel
menjadi lebih mudah popular, karena dimudahkan dengan melakukan aksi
‘cuap-cuap’ di akun jejaring social yang dimiliki yang otomatis terhubung
langsung dengan orang luar. Namun, terlepas dari itu, tak bisa juga kita
tinggalkan Angkatan 20-30, Angkatan ’66 hingga Angkatan ’70 – ’80 yang tak lain
dan tak bukan adalah ladang penghasil karya sastra novel roman legendaris yang
ajaibnya sampai sekarang pun masih tetap menjadi primadona bagi setiap kalangan.
Karena,
tutur bahasa, keindahan sastra, serta garis cerita dibaliknya yang menjadi satu
kesatuan dan ciri pada angkatan ‘lampau’ itu menjadi seperti magis tersendiri
yang mampu bertahan menjaga eksistensi mereka di zaman sekarang ini. Sebersit
contoh kecil ialah, novel roman karya HAMKA, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk
yang diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dan disajikan secara sekuel
terbukti mampu menyedot perhatian khalayak umum.
Singkatnya,
karya sastra apapun itu bentuknya, akan bertahan sepanjang masa, terbukti tak
lekang oleh waktu bilamana di dalamnya terkandung nilai estetika sastra yang
mampu melawan zaman agar tetap eksis.
Daftar Pustaka
http://arifrohmansocialworker.blogspot.com/2010/12/periode-angkatan-2000-1990-2000.html
(diakses 8 Oktober 2014)
http://sahabatkubahasadansastraindonesia.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
(diakses 8 oktober 2014)
http://diezworld.blogspot.com/2011/02/ciri-karya-sastra-angkatan-45.html
(diakses 8 oktober 2014)
Yudiono K.S.,pengantar sejarah
sastra indonesia.Grasindo:Jakarta.2007
http://indriyanipratama54.blogspot.com/2012/02/novel-angkatan-20-30an.html
(diakses 8 oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar