Selasa, 17 Maret 2015

The Story Begin

Tersiksa. Kutersiksa karena harus pindah kelas ke gedung sementara yang lebih jauh jaraknya dari rumah. Huhu. Kumerana karena uang bensin yang membengkak dan uang jajan yang menipis. Oh sedihnya nasibku. Perjuangan meraih gelar sarjana di belakang nama masih setitik, sejuta langkah masih kuraba, oh tidak oh iya. Semangattttttt!!!


Sebenarnya gue mau nyanyi lagu dangdut Cuma gak jadi ah. Gue gak begitu hafal lagu dangdut soalnya. Well, makin ngelantur. Yap, diri gue ini tersiksa karena ya karena di semester dua ini gue harus mingkem dan manut atas mandataris kaprodi dan jajaran atas kampus bahwa kelas sasindo itu dipindahsementarakan ke kampus WT di deket pamulang square. Dan, astaga, asal anda tahu waktu pertama kali studi lokasi, gue sendirian, yap sendirian dan nyasar pula. Lengkap banget mirisnya. Apesnya pol bingitz.

Setelah hampir setengah jam gue tanya sana-sini sama abang2 tukang ojek dan tukang buah, sampailah gue di gedung Witana Harja aka kampus UNPAM WT. letaknya itu di dalam komplek. Dan di depannya itu tersemat plang gedung perkantoran milik pemerintahan. Heol, gue kira kampus WT berdiri di atas tanahnya Pak Darsono eh ternyata numpang bareng pemerintah. dan setelah gue tahu dari Kak Rahma, ternyata kita satu lokasi sama Depkes Tangsel gitu.

Kampus Witana Harja adalah bedeng sementara untuk para mahasiswa dari beberapa jurusan yang dipindahkan. Dan apakah kalian tahu letak gedung kelas sasindo? Di ujung, paling ujung. Mantap. Udah mana gersang banget tempatnya karena minimnya tetumbuhan hijau terlebih pohon. Gedung WT.F yap what the factk.haha,lol. Mayoritas gedung sementara yang dibangun atap itu bangunannya non permanen alias sementara. Atapnya aja terbuat dari asbes yang nauzubillah ruang kelas serasa neraka bocor alus. AC yang biasa di ruang 608 – kelas gue yang dulu – kalo disetel ngegedur banget anginnya jadi dirindukan kehadirannya. Asli, gak efektif banget masang AC di kelas gue yang sekarang. Anginnya Cuma kerasa sejengkal doang.  Makanya kalo disetel kudu di titik 15 derajat lah kalo bisa!

Gue juga agak sangsi sebenarnya. Pasalnya, h-1 sebelum perkuliahan dimulai, gedung WT.F yang gue tempatin masih setengah kelar. Ckckck. Apa udah dihajatin belom nih gedung sama tanahnya sama Pak Darsono? Takutnya kan….. you-know-i-am-the-cowardest.
Untuk urusan toilet, cukup bersih dan lebih baik lah dari sebelumnya. Dan soal kantin alias tempat jajanan, lagi, teman-teman gue rada tersiksa. Karena kantin di sana itu range harga makanannya bener2 beda sama di unpam. Yah secara, di sana mayoritas kan pembelinya orang kantoran semua, orang depkes mah pasti tiap bulan digaji sama pemerintah jadi mereka megang duit terus. Nah kita orang nih? Mahasiswa. Titelnya doang mahasiswa tapi kantongnya kantong anak SD, - Aini.
Nasi rames yang lauknya menurut gue pribadi gak ngenyangin perut dibandrol dengan 10.000 perporsi. Kalo kata kakek gue sih murah tapi kalo kita itu yah gak akur lah sama kantong kita. Tapi beruntung gue bawa bekel, karena gak perlu merasakan nggak ridhonya ngeluarin selembar sepuluh ribuan dari kantong gue. Haha. Walaupun agak malu dan keki karena musti nenteng2 kresek berisi bekal makanan gue,haha it’s okay wae lah!! :D

Pertama-tama gue sempet bingung. Ada apa ini dipindahin? Baru semester dua coi. Yah walaupun sebelumnya memang dijadwalkan di semester 4 atau 6 khusus anak sasindo baka pindah ke gedung baru yang letaknya di muncul. Lebih jauh yess. Tapikan itu untuk semester 4, nah ini gue baru semester dua tapi udah dianak-tirikan begini. Aduh… Well, alasan kenapa kelas sasindo dipindah ke WT itu karena mahasiswa/I sasindo yang emang sedikit dan kebetulan semester ini fakultas hukum itu nerima banyak MABA dan kelas gue pun kepake deh. Huhu sedih…. Sedihhh!

Tadi dosen nyentrik nomor sekian di sasindo, sebut saja Pak Misbah, beliau juga sempet menghibur lara di hati para anak2 sasindo. Viktor, gedung baru yang akan jadi destinasi akhir anak-anak sasindo itu katanya fasilitasnya sekelas internasional. Wuih, sedap. Terus di setiap kelas bakal ada CCTV. Tetapi dnegan adanya CCTV, sesungguhnya keleluasaan belajar jadi terganggu, khususnya anak sastra. Cos, kita gak mungkin stay di dalam kelas mulu. Anak sastra biasanya itu belajar di alam terbuka supaya biar lebih greget gitulah pokoknya.

Gue sih udah biasa sama soal numpang menumpang cos dari SMP gue juga numpang gedungnya. We called it bedeng.hahaha…. ah, jadi keflashback masa SMP kan :””””)

Intinya semangat terus buat gue lah!!! Seperti tagline gue itu, keep going no matter what!!! Fightingggggg!! ^^


2 komentar:

  1. Jurusan apa aja yang pindah kesana ?

    BalasHapus
  2. mau nanya..gedung Viktor itu dari gedung utama unpam kearah mana ya, saya semester 3 dan dipindahin kesana nih.

    BalasHapus